Minggu, 28 Oktober 2012

The Diary of Leadership Training in Jakarta

0 komentar


Kamis pagi, 20 September 2012, saya harus berangkat ke Jakarta. Sebelumnya, saya telah di panggil Ust. Habibi. Awalnya saya mengira panggilan itu merupakan masalah atau yang lainnya. Perasaan gugup dan cemas menghantui. Ternyata saya dan 2 kakak kelas lainnya diutus menjadi perwakilan sekolah dalam mengikuti acara pelatihan “Inspiring Future Leader for Peace”. Saya di utus mewakili divisi mading, Fuadi sebagai rohis,dan fahmil sebagai OSIS/IPST. Semua perasaan tadi hilang dan berubah menjadi kegembiraan.
Sehari sebelum keberangkatan, kami diberi nasehat dan  arahan oleh Ust. Ilham LC. MA. Dan apa apa saja  yang harus kami lakukan.
Matahari yang terang mengiringi kepergian kami. Hari ini akan jadi awal dari pelatihannya. Entah kenapa, banyak menarik yang kami temui di atas pesawat. Contohnya, ada 2 orang anak berumuran 6 tahun  yang terus menyanyi, dari pesawat take of hingga landing. Ada juga dua orang turis yang ketakutan  saat di atas pesawat sampai sampai mereka berdua ketiduran. Dan yang paling parah adalah seorang remaja yang muntah saat pesawat lending di Bandara Soekarno Hatta.
Setiba di sana, kami di jemput oleh kakak-kakak mentor dan di antarkan langsung ke tempat acara pelatihan. Selesai registrasi ternyata kamar kami berbeda. Pada awal nya saya sedikit kecewa, tapi saya berkeyakinan ALLAH memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Saya diantarkan ke tempat istirahat yang telah disediakan.
Jam telah menunjukan pukul 6 sore. Saya bersama seorang remaja bertubuh kurus tiba di depan wisma Melati. Dalam pikiran saya, orang ini juga pesrta yang tinggal di wisma ini. Tanpa pikir panjang, saya langsung  berkenalan dengannya. Namanya Azri, dia perwakilan dari Sumatera Utara. Tiba-tiba  suara azan berkumandang, maka kami harus segera shalat.
 Setelah shalat, saya baru melihat ke seluruh bagian wisma. Wisma ini dilengkapi dengan 1 tv, 2 AC di ruang tamu, 4 kamar dengan ac dan kamar mandi di setiap kamarnya. Setiap kamar dihuni oleh 3 orang. Dalam momen ini, Saya berkesempatan bertemu dengan pemuda-pemuda dari seluruh penjuru Indonesia. Diataranya Azri (Sumut), Iwan(Sulteng), Angga (Kepri), Lee (Tidore), Al (Batam), Iqbal (Bengkulu), dan lain-lain. Melihat kondisi ini saya lansung teringat akan kehidupan asrama, hidup bersama, rukun dan bersahabat.
Kira-kira pukul delapan malam, kami di arahkan ke gedung serbaguna. Acara berawal dari perkenalan MC, kakak mentor, dan beberapa peserta, dan pembagian kelompok. Tanpa di sangka, pertemuan dengan perwakilan 30 provinsi tersebut harus di tunda karena hari sudah larut malam.
Jumat 21 oktober, pagi ini kegiatan kami di awali dengan olahraga. Selepas sarapan, kami diinstruksikan untuk berdiskusi bersama teman sekelompok. Diskusi ini bertujuan untuk membuat yel yel kelompok. Dua kata yang sangat berkesan bagi saya, yaitu ‘SUBAJOW dan BUNGKUS’. Dua kata ini sama-sama berasal dari bahasa Tidore, SUBAJOW adalah ucapakan salam kenal, sementara BUNGKUS maksudnya adalah siap. SIAP maksudnya siap untuk di PAKAI bangsa INDONESIA.
Setelah Magrib suasana mulai berubah. Semua peserta mengenakan pakaian daerah. Budaya Indonesia yang sangat beragam menjadi satu. Satu menuju indonesia yang lebih baik. Jika selama ini saya hanya melihat pakaian adat lain melalui televisi atau foto, kali ini saya bisa melihatnnya secara langsung. Nuansa yang berbeda tentu saja. Malam itu kami dihibur dengan penampilan Angklung Saung Udjo. Saat itulah pertama kali saya memegang dan memainkan angklung. Suara angklung sungguh sangat menakjubkan.
Sabtu 22 Oktober. Sebenarnya inti dari pelatihan hanya pada hari ini saja. Dari pagi kami di temani oleh pemakalah yang mengasyikan. Dia adalah kak Tampo. Mulai dari jam 9 pagi hingga jam 11 malam kami diberi arahan,semangat,kesadaran,dan kecintaan terhadap Indonesia.
Minggu 23 Oktober. Kegiatan hari ini adalah penampilan seni budaya indonesia dari tiap kelompok. Kelompok kami menampilkan budaya Aceh, Tidore, Sulawesi, dan Sumatera Barat. Masing-masing wilayah memperlihatkan karakter dan keanggunan budaya mereka masing-masing. Satu hal yang tidak mungkin dilupakan adalah, berfoto bersama.
Setelah tiga hari menjalani kegiatan ini, pada Senin pagi, 24 Oktober, tepatnya pukul 05.00 kami sudah berkumpul di lobi untuk mendata peserta yang akan pulang. Dari Jakarta menuju Padang menempuh waktu 1 jam 45 menit. Sungguh tiga hari dengan pengalaman yang luar biasa.[ARH]


Leave a Reply

 
aLBayan © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here