Selama
ini, upacara bendera dilakukan sebagai perwujudan nasionalisme. Namun, upacara
bendera pertama yang dilakukan di lapangan sekolah oleh seluruh siswa Sumatera
Thawalib Parabek terasa kurang hikmat. Upacara yang dilaksanakan pada hari
Senin, 10 September 2012 itu terasa kurang hikmat dikarenakan keributan
sebagian murid yang saling berbicara, sehingga
murid lainnya kurang mendengar pembina upacara yang memberikan
pengarahan.
Bukan
hanya itu, seperti yang dikatakan oleh Ust. Nurdin selaku pembina upacara,
kesiapan yang belum matang dari para siswa dalam hal baris-berbaris yang kurang
teratur. Selain itu, kondisi lapangan yang tidak mendukung juga menghambat
kehikmatan upacara. Genangan air hujan membuat beberapa bagian halaman becek.
Oleh
sebab itu, ke depannya, sebagai warga negara yang baik, kita harus menjalani
upacara bendera sebagai ungkapan penghormatan kepada para pahlawan dan wujud
rasa nasionalisme yang tinggi.[Aisyah Wahyuni]