Selasa, 27 November 2012

Tahun Baru di Ponpes Sumatera Thawalib

1 komentar

Sabtu, 17 November 2012, bertepatan dengan tanggal 3 Muharram 1434 H, Ponpes Sumatera Thawalib Parabek mengadakan acara peringatan tahun baru Hijriah. Acara yang bertemakan Muhasabah diri untuk menghadapi tahun baru Hijriah ini diadakan di Masjid Jami’ Parabek.  Acara ini diadakan pada jam ke-5 hingga jam ke-7 dengan dipimpin oleh Ustz. Debi Santia Putri selaku pembawa acara.
Kegiatan yang berlangsung sekitar dua jam ini dibuka dengan pembacaan ayat Alquran oleh Salsabila Azzahra (I-6). Sebelum masuk ke inti acara, Ustz. Ilham memberikan sedikit penjelasan dari acara yang akan dilangsungkan. Diantaranya, Ust. Ilham menyinggung bahwa peringatan tahun baru ala santri berbeda dengan tahun baru yang diadakan masyarakat muda-mudi secara umum. Selain itu, Ust. Ilham juga menyinggung tentang penderitaan rakyat Palestina yang berada dalam keadaan duka dengan gempuran dari Israel.
Read more...

Pemilu IPST: 202 Suara Hilang, 81 Tidak Sah

0 komentar

Pada tanggal 11 november 2012 pemilihan ketua IPST 2012/2013 berlangsung secara demokratis. Para calon ketua IPST dipilih langsung oleh Pondok, Pimpinan Madrasah, Guru, karyawan, dan tentu saja santri. Dari semua itu, terdapat total 892 pemilih yang terlibat dengan hasil Hamzah Habibi merupakan peraih suara terbanyak dengan 247 suara.
Read more...

Pelantikan IPST 2012/2013

0 komentar


Tanggal 20 November  hari selasa kemaren Madrasah Sumatra Thawalib Parabek mengadakan pelantikan para anggota IPST . pelantikan ini diadakan setelah pulang sekolah tepatnya jam 15:45. Acara ini berjalan tidak begitu lancar karena cuacanya yang cukup panas membuat para santri tidak nyaman berdiri di lapangan berlama lama. Bahkan ada yang berpisah dari barisan ke teras kampus Madrasah Sumatera Thawalib Parabek.
Read more...

IPST 2012-2013

0 komentar

Ikatan Pelajar Sumatera Thawalib (IPST) 2012-2013 telah terbentuk. Mereka telah dilantik pada hari Selasa, 20 November 2012. Dihadapi seluruh santri dan majelis guru Ponpes Sumatera Thawalib, Hamzah Habibi dan kawan-kawan menyatakan sumpat setia untuk menjalani amanah sebagai pengurus IPST tahun ini.
Read more...

Hamzah Habibi: Ketua IPST Terpilih

1 komentar

Hamzah Habibi, begitulah sosok yang diberi anugerah untuk kemajian para pelajar di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib setahun kedepan. Bonjol merupakan tempat kelahirannya, bertepatan pada tanggal 30 September 16 tahun yang lalu. Seorang siswa yang akrab disapa Habib, merupakan salah seorang santri kelas V agama II. Habib yang suka olahraga ini menyatakan dirinya memiliki cita-cita menjadi seorang ulama Hadis.
Read more...

Peraturan Bahasa Asrama Puteri

0 komentar

Sudah hampir sebulan peraturan ihya’ lughah kembali digalakkan di Asrama Puteri. Tepat pada hari Senin, 5 November 2012 Asrama Puteri Sumatera Thawalib kembali menghidupkan bi’ah lughawiyyah. Oleh sebab itu, bukan asing lagi jika akhir-akhir ini santri putrid terdengar menggunakan bahasa Arab atau bahasa Inggris.
Peraturan bahasa ini diterapkan secara bertahap. Pada tahap ini, peraturan bahasa mempersyaratkan santri berbicara bahasa asing, Arab atau Inggris, mulai jam pulang sekolah hingga selepas Isya. Mereka dilarang menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah di lingkungan asrama hingga Masjid, termasuk WC panjang depan masjid.
Read more...

Aksi Solidaritas Palestina

1 komentar


Untuk pertamakalinya, Ponpes Sumatera Thawalib mengadakan Aksi Sosial Solidaritas Palestina. Mengikuti konflik Palestina yang tidak kunjung usai, justru memanas di minggu-minggu terakhir, Pimpinan Pondok mempunyai inisiatif untuk mengadakan acara ini. Setelah dibentuk panitia, acara ini dipersiapkan dan berjalan dengan sukses pada hari Minggu, 25 November 2012.
Read more...
Jumat, 23 November 2012

Introspeksi Tahun Baru Hijriah bagi Belajar Santri

0 komentar

Oleh: Firdaus Rifa’I al-Quraysyi
Pembimbing Haji/ Alumni MST Parabek 1980

Saya adalah alumni sekolah Sumatera Thawalib Parabek ini. Meskipun saya melanjutkan kuliah setamat dari Parabek, saya selalu katakana bahwa saya adalah lulusan Parabek, bukan kampus tempat saya kuliah. Mengapa? Karena kesan yang paling mendalam saya dapatkan dari sekolah ini.
Dulu, saya sekolah tidak seberuntung Kalian sekolah sekarang. Saya tinggal di Birugo, dan setiap hari ke sekolah jalan kaki, melewati sawah. Tentu saja banyak yang dihadang, baik hujan maupun panas. Tidak seperti kalian, semua itu saya jalani tanpa uang jajan.
Read more...

Pergantian Tahun adalah Introspeksi, bukan Pesta..!!!

0 komentar

Ust. H. Ilham, LC. M.A
Pimpinan Pondok Sumatera Thawalib Parabek
Disampaikan dalam sambutan ceramah 1 Muharram di Masjid Jami’ Parabek, Sabtu 17 November 2012

Saat ini adalah momen pergantian tahun dalam Islam. Bagi santri Ponpes Sumatera Thawalib Parabek, pergantian tahun adalah momen untuk berintrospeksi, bukan perpesta poya.
Masyarakat merayakan tahun baru Masehi dengan berkumpul, kongkow-kongkow di pusat kota. Mereka meniup terompet, mengadakan pertunjukan-pertunjukan, dan cenderung bersifat ma’siat. Mereka berkumpul muda-mudi tanpa batasan. Melakukan apa yang menurut mereka menyenangkan tapi tidak memperhatikan aturan agama.
Read more...
Selasa, 20 November 2012

4 Ciri Muhajirin

0 komentar

Ust. Ahmad Mubarak, MSI.Disampaikan dalam Khutbah Jumat 16 November 2012

Hijrah merupakan sebuah peristiwa besar. Dalam sejarah, Hijrah telah membuktikan perannya yang vital dalam perkembangan Islam berikutnya. Di lain sisi, untuk taraf individual, Hijrah juga merupakan sebuah peristiwa yang luar biasa.
Sebuah perbuatan yang luar biasa hanya berasal dari orang yang luar biasa. Oleh sebab itu, Muhajirin, sahabat Rasulullah yang ikut hijrah bersama beliau adalah orang-orang luar biasa. Pertanyaannya, apakah yang membuat mereka luar biasa?
Ada empat sifat yang mereka miliki sehingga Muhajirin mampu berhijrah.
Read more...

Mata Hati yang Jernih lebih tajam dari Pisau Bermata Dua

0 komentar

Ust.Drs. H. Zulfahmi.
Disampaikan dalam amanat upacara 12 November 2012

Suatu ketika, Ibnu Mas’ud kedatangan tamu tak terduga. Ia adalah seorang tua dengan pakaian lusuh seadanya. Satu hal lainnya yang menjadi perhatian Ibnu Mas’ud adalah si bapak tua ternyata buta. Ia mendatangi Ibnu Mas’ud dan berkata, “Wahai Ibnu Mas’ud, saya telah mendengar tentang kebesaran Anda dari orang banyak. Sekarang, saya belum makan sesuap nasi pun selama dua hari. Maka, dengan kebesaran Anda, berilah saya sedikit makan, dan izinkanlah saya menginap beberapa saat di rumah Anda.
Read more...
Senin, 12 November 2012

Tantangan Pemimpin

0 komentar

Pemimpin, cari duit atau dengar keluhan rakyat??

Read more...

Never Give Up..!!!

0 komentar
Our greates glory is not in never failing, but in rising up every time we fail...!!!

Read more...

Siapa Ketua IPST??

0 komentar
Karikatur Santri menjelang Pemilihan Ketua IPST



Read more...
Minggu, 11 November 2012

Telat..?? Lepaskan Sepatunya..!!!

0 komentar

Ada peraturan baru di Ponpes Sumatera Thawalib berkaitan dengan keterlambatan santri, yaitu tidak boleh menggunakan sepatu. Apabila santri terjaring piket dengan alasan keterlambatan, maka guru piket akan member hukuman kepada mereka. Setelah itu, mereka tidak diperbolehkan masuk kelas sebelum meninggalkan sepatu di meja piket.
Read more...

Berapakah Santri Aliyah yang Membawa HP??

0 komentar

Pondok Pesantren Sumatera Thawalib menerapkan larangan penggunaan HP bagi seluruh santri. Peraturan diberlakukan, baik dari segi pelarangan maupun pemberian sanksi bagi pelanggar.

Akan tetapi, sejauh ini, tersita sejumlah HP dari tangan santri, baik di sekolah maupun di asrama. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun ada aturan, santri tetap membawa HP ke sekolah. Pada sisi lain, berdasarkan data, mayoritas HP yang tertangkap di sekolah berasal dari santri Aliyah. Berdasarkan hal inilah, redaksi AlBayan mendapatkan ide untuk melihat bagaimana sebenarnya fakta mengenai HP di lapangan, khususnya Aliyah. Pertanyaan yang kami cari adalah, berapakah santri Ponpes Sumatera Thawalib Parabek yang masih membawa HP ke sekolah.
Read more...

HP di Sekolah Lain

0 komentar

Santri Ponpes Sumatera Thawalib dilarang membawa HP. Pihak sekolah juga cenderung ketat dan disiplin untuk masalah ini. Banyak santri atau juga orang tua yang mengeluhkan. Akan tetapi, peraturan ini sudah final dan setiap santri dan orang tua sudah diperingati semenjak awal. Di Asrama, umpamanya, santri dan orang tua menandatangani perjanjian mengikuti aturan, termasuk untuk tidak membawa HP ke sekolah/asrama.
Read more...

Pelanggaran Santri Terhadap Peraturan HP

0 komentar

Lebih kurang sekitar 100-an unit Handphone (HP) atau telepon genggam telah berada di kantor kesiswaan Ponpes Sumatera Thawalib saat ini. Sejumlah HP tersebut  merupakan hasil razia yang dilakukan oleh Koordinator Disiplin. Ponpes Sumatera Thawalib memang melarang siswa menggunakan HP. Bukan hanya di sekolah, di Asrama pun terdapat sejumlah HP sitaan. Jika ditotal, HP sitaan di Asrama, putra dan putri juga mendekati angka 100 unit.
Read more...

Editorial: Seputar HP di Sumatera Thawalib

0 komentar

Pada edisi VI ini, Mading AlBayan akan membahas seluk-beluk peraturan HP di Ponpes Sumatera Thawalib. Untuk itu, redaksi telah melakukan reportase, wawancara, dan survey seputar permasalahan ini.
Islam melarang umatnya meminum minuman keras  yang memabukkan. Meskipun pada awalnya Islam mengakui bahwa Khamr ada manfaatnya, akan tetapi Alquran menegaskan bahwa mudharat dari kahmr lebih besar dari kemanfaatannya (Al-Baqarah [2]: 219) . Oleh sebab itulah Islam melarang umatnya mengkonsumsi khamr.  
Read more...

Apakah Santri Butuh HP??

0 komentar
Tema Albayan edisi ini adalah Peraturan HP di Sekolah. Oleh sebab itu, 7 November 2012 lalu, dua reporter Albayan, Desmilla (V IPS) dan Fitria Rahmi (2-7)  menemui Waka Kesiswaan MST Parabek, Ust. Habibi, LC. untuk diwawancarai seputar peraturan ini.


Assalamu’alaikum Ustaz. Apa yang menyebabkan HP dilarang dibawa ke sekolah atau ke Asrama Ustaz?

Wa’alaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh.  Jadi, mengenai HP sebenarnya telah disampaikan kepada para orang tua dan santri, HP dilarang digunakan oleh para santri di lingkungan sekolah dan asrama. Dilihat dari segi kegunaan, HP tidak terlalu membawa pengaruh positif terhadap santri, akan tetapi justru banyak pengaruh negatifnya. Contohnya saja, gambar-gambar pornografi yang tidak pantas dilihat. Selain itu, HP juga bisa memudahkan para santriwan dan santriwati menjalin hubungan (pacaran, red.). Sedangkan dilarang saja masih banyak yang berpacaran, apalagi jika dibiarkan. Di asrama pun sudah ada HP yang dititipkan pada Pembina untuk dihubungi oleh wali santri. Jadi, negatif HP lebih banyak daripada positifnya.
Ada hal yang dihindari dari HP, seperti foto/video yang tidak pantas, bagaimana jika santri hanya memakai HP yang hanya bisa sms/telfon saja?

Memang ada guru yang mengusulkan seperti ini. Akan tetapi, video porno baru sebagian kecil dari sis negatif HP bagi santri. Walaupun HP tidak ada kamera, akan tetapi HP bisa digunakan oleh santri untuk menjalin hubungan yang dilarang. Contohnya, sms-an/telfonan dengan lawan jenis, yang bahkan menggunakan bahasa yang tidak pantas.
Tidak dipungkiri, HP juga bermanfaat, apalagi 60% santri Ponpes Sumatera Thawalib Parabek adalah santri Asrama yang tinggal jauh dari orang tua. Apakah peraturan HP tidak mempertimbangkan hal ini?

Sangat mempertimbangkan. Seperti Ustaz sampaikan tadi, Asrama sudah menyedian nomor tertentu untuk dihubungi oleh wali santri. Pihak sekolah juga tidak menutupi wali santri untuk menelfon ke nomor sekolah. Apabila santri dibebaskan membawa HP, besar kemungkinan mereka menjadi bebas berhubungan karena jauh dari orang tua. Bisa saja mulai dari hal kecil, akan tetapi berpeluang menjadi besar.
Ketika penyitaan HP, apa yang diperhatikan guru, apa yang diperiksa?

Tentu saja yang pertama kali diperiksa adalah isi HP itu sendiri, karena pengalaman yang lalu, HP banyak berisi gambar berbau pornografi. Yang kedua, sms HP tersebut. Kami memeriksa inbox HP terkait. Kita bisa menindaklanjuti siapa santri yang sangat dekat dengan lawan jenisnya. Artinya, kami mencari santri yang berpacaran melalui HP.
Sejak kapan peraturan HP berlaku?

Ustaz kurang tau pasti tahunnya. Tapi sebenarnya peraturan pelarangan membawa HP ini sudah dari dulu. Cuma beberapa tahun yang lalu masih ada santri yang kecolongan. Kita perharap peraturan tersebut bisa dijalankan, dan kita akan sering mengadakan razia, dan lebih memperketat lagi.
Menurut Ustaz, bagaimana perkembangan peraturan HP dari tahun ke tahun?

Kalau Ustaz lihat, HP semakin canggih. Fiturnya semakin lengkap. Kita bisa melihat internet, browsing, facebook, dan sebagainya. Maka dari itu, kita lebih ketatkan peraturan ini, karena jika HP semakin canggih, besar kemungkinan santri melihat gambar-gambar yang tidak pantas.
Saat Ustaz masih menjadi santri di sini, apakah larangan HP sudah berlaku?

Dahulu, semasa Ustaz masih disini, boleh dikatakan tidak ada santri yang membawa HP. HP suatu hal yang langka di zaman Ustaz. Dulu belum ada peraturan tertulis karena memang tidak ada yang membawa HP. Tapi sekarang, HP bisa dibilang menjamur di seluruh dunia. Karena itulah peraturan ini dibuat.
Ketika HP disita, apakah santri boleh mengambilnya lagi?

Pada prinsipnya, kita tidak akan memberikan HP itu karena itu sudah merupakan pelanggaran berat. Tapi, kadang-kadang ada orang tua yang sampai menangis untuk meminta HP ini kembali dengan beberapa alasan. Akan tetapi, sesuai peraturan yang berlaku saat ini, HP itu baru bisa dikembalikan di akhir semester.
Menurut Ustaz, apakah santri benar-benar butuh HP?

Ustaz rasa, saat ini, selagu masih menyandang status santri, HP belum pantas.
Terimakasih Ustaz atas partisipasinya, Kami rasa cukup untuk saat ini.

Sama-sama.
Assalamu’alaikum…

Wa’alaikumsalam…

Read more...

Daging Qurban Didistribusi pada Masyarakat

0 komentar

Pada bulan Qurban kali ini, MST Parabek kembali mengadakan qurban. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya qurban kambing, kali ini MST Parabek melaksanakan qurban sapi. Dari dua ekor sapi yang disembelih, satu ekor dikonsumsi oleh santri MST Parabek sendiri, sementara satu ekor lainnya didistribusikan ke masyarakat.
Setelah kedua ekor sapi disembelih dan diproses selama beberapa jam, daging sapi tersebut telah siap untuk didistribusi. Satu ekor yang akan dikonsumsi langsung dibawa ke dapur umum untuk dimasak, sementara satu ekor lainnya diserahkan kepada beberapa santri aliyah untuk dipotong-potong. Setelah makan siang bersama, beberapa orang guru bersama perwakilan IPST bertolak ke Malalak untuk mendistribusikan daging qurban tersebut.
Pemilihan sasaran distribusi ke Malalak bukan tanpa alasan. Pertimbangan utama mencari sasaran distribusi adalah apabila tempat tersebut tidak mendapatkan distribusi qurban yang layak. Seperti tahun lalu, daging qurban didistribusikan ke wilayah desa tempat Ustz. Hendrianti tinggal. Pada tahun ini, sebenarnya ada beberapa wilayah yang menjadi calon sasaran distribusi, seperti di Malalak, di Sungai Buluah Palembayan, hingga di wilayah Alahan Panjang.  Jika berpikir idealis, sebenarnya ada wilayah yang lebih layak untuk mendapatkan daging qurban, seperti di Pasaman Barat atau di wilayah Natal Mandailiang. Akan tetapi, karena pertimbangan efektifitas dan kesanggupan Ponpes untuk mengantar daging, maka dipilihlah Jorong Malanca di Malalak sebagai sasarannya, tepatnya di Masjid/TPA Nurul Huda.
Lebih kurang ada 160-an kantong daging yang didistribusikan. Yang berangkat ke lokasi adalah Ust. Taufik Hidayat, Ust. Abizar, Ust. Nurzen, Ust. Fadhli, serta satu perwakilah IPST yaitu Arif Rahman Hakim. Sekitar pukul 13.30 mereka berangkat dengan mobil Ambulan Ponpes, dan sampai kembali di Ponpes ketika azan Ashar.  “Kami hanya menyerahkan kepada pengurus masjid, lalu penguruslah yang bertanggungjawab menyampaikannya kepada warga.” ungkap Ust. Fadhli yang kami temui di Kantor Asrama. [HFZ]
Read more...
Senin, 05 November 2012

Ada Kecemburuan di IPST

0 komentar


Rabu, 31 Oktober 2012, Komisi Pemilihan Ketua IPST (KPKI), di bawah bimbingan waka kesiswaan mengadakan acara dialog interaktif antar kandidat Ketua IPST bersama seluruh santri. Acara tersebut dimulai dengan penyampaian visi dan misi oleh kelima kandidat. Mereka adalah M. Ulil Albab, M. Jufri, Hamzah Habibi, Irsyad, dan Syamratul Fuadi.
Setelah menyampaikan visi-misi, kehebohan meningkat seiring dibukanya termen tanya jawab. Sesaat termen tanya jawab dibuka oleh Ust. Fadhli, terlihat antusiasme santri untuk menanggapi visi-misi yang disampaikan kelima calon. Akan tetapi, karena waktu yang terbatas, pertanyaan yang dibuka hanya terbatas kepada lima penanya saja.
Dari kelima pertanyaan, ada dua pertanyaan yang menjadi pusat perhatian para santri. Joni Pradiva dan Robbi Hidayatul Ilmi mempertanyakan, IPST kedepan akan seperti apa menanggapi keterlibatan santri Tsanawiyah dalam IPST.  Mereka merasakan bahwa selama ini, santri Tsanawiyah cenderung dianaktirikan dalam keaktifan di IPST. IPST didominasi oleh santri Aliyah dan mengesampingkan potensi dan kemampuan santri Tsanawiyah. Oleh sebab itu, kedua penanya ini menyampaikan, bagaimanakah cari para kandidat untuk melibatkan santri Tsanawiyah dalam IPST mendatang secara lebih aktif?
Kelima kandidat cenderung menjawab pertanyaan dengan seragam. Mereka menyatakan bahwa selama ini santri Tsanawiyah memang belum pantas memiliki keterlibatan yang lebih dalam IPST. Hal ini tidak lain karena kemampuan dan kamatangan mereka yang masih belum siap untuk diberikan sebuah jabatan. Hal ini dibuktikan, menurut para calon, susahnya santri Tsanawiyah untuk menenangkan diri mereka di masjid.
Menurut beberapa santri, jawaban mereka tidak memuaskan dalam hal ini. Ertia Reskinta, umpamanya, menyayangkan para kandidat berpendapat seperti ini. “Mengapa kami tidak bisa? Di SMP lain toh OSIS juga berkembang bagus. Apa bedanya siswa SMP dengan santri Tsanawiyah MST Parabek?” ungkapnya. Protes ini ternyata tidak hanya dirasakan oleh Ertia saja. Sepertinya, mayoritas santri Tsanawiyah merasakan hal yang sama, dibuktikan dengan kegaduhan yang meningkat ketika pertanyaan tersebut dijawab oleh para kandidat.
Permasalahannya sepertinya berasal dari jawaban para kandidat yang tidak memuaskan. Pertanyaan yang diajukan oleh penanya adalah solusi. Bagaimanakah jurus yang akan dijalankan para kandidat jika mereka terpilih dan menjabat untuk menyelesaikan masalah ini? Sayangnya, para kandidat justru menyoroti hal lain, yaitu penyebab. Mereka menyampaikan bahwa penyebab mengapa santri Tsanawiyah tidak dilibatkan secara intensif dalam IPST. Kedua hal ini tentu berbeda.
Pertanyaan selanjutnya yang juga menjadi pusat perhatian adalah pertanyaan terakhir yang disampaikan oleh Putri Laila. Ia menyampaikan problem yang sama, kecemburuan santri putri karena tidak mendapatkan porsi olahraga yang layak. Menurut Putri, selama ini, dalam IPST, santri putri cenderung terpinggirkan dalam hal olahraga. Padahal, kondisnya santri putri juga mengingkan hal tersebut. Jadi, Putri menanyakan, bagaimanakah selanjutnya, apa yang akan dilaksanakan oleh ketua IPST terpilih nanti untuk menyelesaikan masalah ini?
Akan tetapi, sekali lagi, para kandidat berhenti pada aspek ‘sebab’ dalam menjawab hal ini. Mereka tidak terus melanjutkan dengan solusi. Mereka manyampaikan santri putri sedikit terpinggirkan dalam hal olahraga adalah karena sekolah kita adalah pesantren. Oleh sebab itu, santri putri tidak bisa bebas berolahraga seperti halnya laki-laki. Tentu saja pesantren tidak akan mengizinkan santri putri untuk melakukan olahraga yang membuka aurat mereka? Jawab salah seorang kandidat.
Mengenai pertanyaan kelima ini, beberapa santri setuju dan beberapa lainnya tidak setuju. Novia Anggraini misalnya, menyampaikan bahwa jika selama ini santri putri tidak mendapatkan porsi yang layak juga dikarenakan aspek fasilitas. Akan tetapi, sebenarnya pesantren telah bergerak untuk memperbaiki hal tersebut. Sebagia contoh, putri diberikan kegiatan taekwondo yang diadakan di aula. Selain itu, setiap Jumat pagi, santri putri asrama juga bisa melakukan senam pagi di halaman sekolah. Pada intinya, semua itu bergantung pada manajemen yang baik. Oleh sebab itu, bagaimanakah ketua mendatang menyikapi kedua hal ini? Mari kita tunggu. [IML]

Read more...
Senin, 29 Oktober 2012

Rahasia Doa Menjelang dan Bangun Tidur

0 komentar

Setiap hendak tidur di malam hari, idealnya seorang membaca doa sebelum tidur yang lebih kurang berbunyi: “Bismika allahumma aḥya wa bismika amÅ«t”. Di samping itu juga dianjurkan untuk ditambah dengan bacaan-bacaan lain seperti mau’izatain, ayat al-kursi, dan sebagainya. Pada dasarnya, semua itu merupakan wujud dari penyerahan diri kepada Allah sang Penjaga manusia, karena tidak dapat dipungkiri bahwa kita selalu berada di bawah lindungan Allah.
Read more...
Minggu, 28 Oktober 2012

The Diary of Leadership Training in Jakarta

0 komentar


Kamis pagi, 20 September 2012, saya harus berangkat ke Jakarta. Sebelumnya, saya telah di panggil Ust. Habibi. Awalnya saya mengira panggilan itu merupakan masalah atau yang lainnya. Perasaan gugup dan cemas menghantui. Ternyata saya dan 2 kakak kelas lainnya diutus menjadi perwakilan sekolah dalam mengikuti acara pelatihan “Inspiring Future Leader for Peace”. Saya di utus mewakili divisi mading, Fuadi sebagai rohis,dan fahmil sebagai OSIS/IPST. Semua perasaan tadi hilang dan berubah menjadi kegembiraan.
Sehari sebelum keberangkatan, kami diberi nasehat dan  arahan oleh Ust. Ilham LC. MA. Dan apa apa saja  yang harus kami lakukan.
Matahari yang terang mengiringi kepergian kami. Hari ini akan jadi awal dari pelatihannya. Entah kenapa, banyak menarik yang kami temui di atas pesawat. Contohnya, ada 2 orang anak berumuran 6 tahun  yang terus menyanyi, dari pesawat take of hingga landing. Ada juga dua orang turis yang ketakutan  saat di atas pesawat sampai sampai mereka berdua ketiduran. Dan yang paling parah adalah seorang remaja yang muntah saat pesawat lending di Bandara Soekarno Hatta.
Setiba di sana, kami di jemput oleh kakak-kakak mentor dan di antarkan langsung ke tempat acara pelatihan. Selesai registrasi ternyata kamar kami berbeda. Pada awal nya saya sedikit kecewa, tapi saya berkeyakinan ALLAH memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Saya diantarkan ke tempat istirahat yang telah disediakan.
Jam telah menunjukan pukul 6 sore. Saya bersama seorang remaja bertubuh kurus tiba di depan wisma Melati. Dalam pikiran saya, orang ini juga pesrta yang tinggal di wisma ini. Tanpa pikir panjang, saya langsung  berkenalan dengannya. Namanya Azri, dia perwakilan dari Sumatera Utara. Tiba-tiba  suara azan berkumandang, maka kami harus segera shalat.
 Setelah shalat, saya baru melihat ke seluruh bagian wisma. Wisma ini dilengkapi dengan 1 tv, 2 AC di ruang tamu, 4 kamar dengan ac dan kamar mandi di setiap kamarnya. Setiap kamar dihuni oleh 3 orang. Dalam momen ini, Saya berkesempatan bertemu dengan pemuda-pemuda dari seluruh penjuru Indonesia. Diataranya Azri (Sumut), Iwan(Sulteng), Angga (Kepri), Lee (Tidore), Al (Batam), Iqbal (Bengkulu), dan lain-lain. Melihat kondisi ini saya lansung teringat akan kehidupan asrama, hidup bersama, rukun dan bersahabat.
Kira-kira pukul delapan malam, kami di arahkan ke gedung serbaguna. Acara berawal dari perkenalan MC, kakak mentor, dan beberapa peserta, dan pembagian kelompok. Tanpa di sangka, pertemuan dengan perwakilan 30 provinsi tersebut harus di tunda karena hari sudah larut malam.
Jumat 21 oktober, pagi ini kegiatan kami di awali dengan olahraga. Selepas sarapan, kami diinstruksikan untuk berdiskusi bersama teman sekelompok. Diskusi ini bertujuan untuk membuat yel yel kelompok. Dua kata yang sangat berkesan bagi saya, yaitu ‘SUBAJOW dan BUNGKUS’. Dua kata ini sama-sama berasal dari bahasa Tidore, SUBAJOW adalah ucapakan salam kenal, sementara BUNGKUS maksudnya adalah siap. SIAP maksudnya siap untuk di PAKAI bangsa INDONESIA.
Setelah Magrib suasana mulai berubah. Semua peserta mengenakan pakaian daerah. Budaya Indonesia yang sangat beragam menjadi satu. Satu menuju indonesia yang lebih baik. Jika selama ini saya hanya melihat pakaian adat lain melalui televisi atau foto, kali ini saya bisa melihatnnya secara langsung. Nuansa yang berbeda tentu saja. Malam itu kami dihibur dengan penampilan Angklung Saung Udjo. Saat itulah pertama kali saya memegang dan memainkan angklung. Suara angklung sungguh sangat menakjubkan.
Sabtu 22 Oktober. Sebenarnya inti dari pelatihan hanya pada hari ini saja. Dari pagi kami di temani oleh pemakalah yang mengasyikan. Dia adalah kak Tampo. Mulai dari jam 9 pagi hingga jam 11 malam kami diberi arahan,semangat,kesadaran,dan kecintaan terhadap Indonesia.
Minggu 23 Oktober. Kegiatan hari ini adalah penampilan seni budaya indonesia dari tiap kelompok. Kelompok kami menampilkan budaya Aceh, Tidore, Sulawesi, dan Sumatera Barat. Masing-masing wilayah memperlihatkan karakter dan keanggunan budaya mereka masing-masing. Satu hal yang tidak mungkin dilupakan adalah, berfoto bersama.
Setelah tiga hari menjalani kegiatan ini, pada Senin pagi, 24 Oktober, tepatnya pukul 05.00 kami sudah berkumpul di lobi untuk mendata peserta yang akan pulang. Dari Jakarta menuju Padang menempuh waktu 1 jam 45 menit. Sungguh tiga hari dengan pengalaman yang luar biasa.[ARH]


Read more...

Guru Pun Masih Harus Belajar

0 komentar


“Bukankah Rasulullah saw mengajarkan untuk belajar dari ayunan hingga ke liang lahat? Tidak ada alasan untuk tidak belajar. Meski formalnya tugas seorang guru adalah untuk mengajar, tapi bukan berarti guru tidak belajar. Seperti itulah di Ponpes Sumatera Thawalib Parabek”


Perpustakaan menjadi kelas Bahasa untuk guru-guru Ponpes Sumatera Thawalib Parabek semenjak 3 tahun terakhir. Hal ini diupayakan untuk memaksimalkan penggunaan bahasa asing di kelas.
“Cuma belajar, dan tidak ada ujian. Just to make them speak.” jelas Ust. Erinal yang merupakan salah satu pengajar untuk bidang bahasa Inggris. Guru-guru dikelompokkan menjadi dua kategori, guru-guru umum, dan guru-guru bidang studi agama. Untuk guru-guru bidang studi umum, Ust. Erinal menjadi pengajar bahasa Inggris, sementara Ust. Syafrizal mengampu bahasa Arab. Sementara untuk guru-guru bidang studi agama, Ust. Zakiar mengampu bahasa Inggris, dan Ust. Ahmad Mubarak untuk bahasa Arab.
Problem utama yang harus diselesaikan adalah waktu. Pada akhirnya, kegiatan ini dilaksanakan di sore hari. Selain itu, kegiatan ini juga diadakan pada jam KBM, dengan catatan peserta yang ikut adalah guru yang sedang tidak ada jadwal mengajar.
Program ini hanya untuk guru-guru selain guru bahasa. Sejauh ini, Pihak Ponpes Sumatera Thawalib belum pernah mendatangkan guru dari luar. Manfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan kita.
Sementara di lain tempat, pihak pondok juga mengadakan pembelajaran guru-guru mengenai wawasan keislaman. Kali ini, Ust. Ilham langsung menjadi fasilitator. Kegiatan ini diadakan setiap hari Rabu dan Kamis pada jam pertama. Guru-guru dibagi menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok dibagi untuk ikut pada hari Rabu atau Kamis. Sejauh ini, problem yang muncul adalah banyak guru yang mempunyai jadwal mengajar pada pagi Rabu dan Kamis itu.
Ada dua hal yang harus diperhatikan dari kedua program ini. Pertama, menjadi guru bukan berarti tidak belajar. Guru pun butuh terus dan terus belajar. Bukankah Nabi mengajarkan untuk menuntut ilmu hingga akhir hayat? Kedua, jika guru-guru masih semangat belajar, semestinya siswa harus lebih semangat lagi. Karena, pada dasarnya, guru-guru belajar dalam rangka memperkaya dan menunjang efektifitas pembelajaran bagi siswa. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak belajar.
Selain kedua program tersebut, sebenarnya masih ada satu program belajar guru lagi, yaitu program pendalaman dan pengayaan untuk bidang kitab kuning. Akan tetapi, sejauh ini masih belum terlihat realisasinya. Mudah-mudahan beberapa saat lagi akan kita lihat bersama.[HFZH]

Read more...

Maha Guru Sumatera Thawalib Parabek

4 komentar

Dari sisi senioritas, siapakah guru Ponpes Sumatera Thawalib Parabek yang paling senior? Tentu saja jawabannya adalah Inyiak Imam Muzakkir. Akan tetapi, ada satu hal lainnya yang sangat menarik dari kita ini. Beliau adalah Guru para guru yang ada di sini. Beliau adalah Mahaguru Sumatera Thawalib Parabek.


Inyiak Imam Mudzakir, inilah nama Syaikhul Madrasah Sumatera Thawalib Parabek. Beliau lahir pada tanggal 5 Juli 1942. Beliau adalah murid dari Syaikh Ibrahim Musa. Beliau pernah bersekolah SR kemudian melanjutkan ke SMEP dan terakhir sempat melanjutkan kuliah selama 2 tahun di Universitas Imam Bonjol Bukittinggi. Inyiak pernah mendapatkan peringkat 25 ke atas sewaktu kelas 1 di SMEP Parabek, tetapi pada waktu kelas 2 beliau selalu mendapat peringkat atas.
Guru kita ini mulai mengajar di Parabek pada tahun 1963 bertepatan dengan tanggal lahir beliau, saat beliau berumur 21 tahun. Dalam usia muda ini juga beliau menjadi Khatib di Mesjid Jami’ Parabek. Menjadi Khatib sekaligus menyandang gelar Katik semenjak muda, menjadikan beliau sangat akrab dengan panggilan ini. Meskipun sudah beberapa tahun beliau menyandang gelar Inyiak Imam, panggilan Inyiak Katik masih menjadi panggilan yang paling akrab bagi Beliau. Sekarang beliau mengajar di bidang Manthiq dan Qawaid. Beliau adalah pakar di bidang Nahwu, Sharf, dan Fiqh, Tauhid, dan sebagainya.
Setelah hampir 50 tahun mengajar di sekolah ini, tentu saja Beliau sudah memiliki ratusan bahkan mungkin ribuan murid. Hingga saat ini, Beliau masih sering dikunjungi oleh murid-murid beliau. Menurut Ust. Ilham, MA. terkadang alumni Ponpes Sumatera Thawalib datang ke Parabek bukan untuk mengunjungi sekolah. “Seringkali mereka datang hanya untuk mengunjungi Inyiak Katik, sungguh kehormatan dan barakah luar biasa yang beliau sampaikan pada ribuan murid beliau.” cerita Ust. Ilham, MA.
Murid-murid Beliau pun sudah banyak yang menjadi guru di Sumatera Thawalib Parabek. Contohnya Ust. Zakiar. Beliau adalah murid tertua Inyiak Katik yang masih mengajar di sekolah kita. Diantara guru-guru senior lainnya yang mengenyam pendidikan di kelas Inyiak Katik adalah Ust. Masyrur Syahar, Ust. Taufik Suar, Ust. Deswandi, Ustz. Yusmaini, Ustz. Yulfahmi, Ust. Zulfahmi, Ust. Abizar, dan masih banyak ustd/ustzh lainnya. Bahkan, Pimpinan Pondok Ponpes Sumatera Thawalib sekarang pun adalah murid Beliau.
Satu hal unik dari perjalanan mengajar Inyiak di sini adalah bahwa beliau mengajar murid Beliau secara langsung, murid dari murid beliau, bahkan murid dari murid dari murid Beliau. Sebagai contoh, Ust. Deswandi adalah murid dari Inyiak Katik. Selain itu, Ust. Zaki Munawwar adalah murid dari Ust. Deswandi. Akan tetapi, pada saat yang sama, Ust. Zaki juga murid dari Inyiak sendiri. Selanjutnya, santri-santri sekarang, terutama sekali kelas Aliyah, adalah murid dari Ust. Zaki, pada saat yang sama juga murid Ust. Deswandi. Bahkan, mereka juga adalah murid dari Inyiak Katik secara langsung. Sungguh beruntung santri Sumatera Thawalib generasi sekarang masih bisa belajar kepada guru dari gurunya guru mereka. Seandainya santri saat ini menyadari, kejadian seperti ini tidak banyak terjadi di dunia ini.
Bagaimana Inyiak menurut para murid Beliau? “Inyiak adalah sosok guru yang sangat menguasai bidangnya apalagi di bidang Mantiq dan Qawa’id” tutur Ust. Zakiar Asman. Menurut Ust. Masyrur “Ilmu Inyiak tidak bisa dibandingkan dengan lulusan universitas, meskipun Inyiak kuliah hanya 2 tahun”. Bahkan, beritanya Inyiak tidak betah kuliah dan memilih berhenti adalah karena Beliau bosan dengan pelajaran di Universitas yang terasa sederhana.
Bagaimanakah metode Iyiak dalam mengajar? “Inyiak mengajar menggunakan sistem otoridak, yaitu mengajar seseorang dari hati ke hati. Dalam mengajar terlihat jelas bahwa Beliau memberikan ilmunya sangat ikhlas. “Inilah yang menjadi nilai terbesar Inyiak di mata murid-muridnya.” menurut Ust. Ilham. Beberapa cirri khas Inyiak dalam mengajar diantaranya adalah ‘jari-jari’ dan ‘santiang’. Beliau akan menciptakan suasana kompetitif di dalam kelas dengan menggunakan kata ‘jari-jari’, dan bagi siapa yang bisa menjawab pertanyaan akan dipuji dengan ungkapan ‘santiang’. Tujuan beliau adalah agar murid yang menjawab bertambah semangat dan murid yang lainnya bertambah semangat dan termotivasi.
Menurut Ust. Habibi, salah satu murid Inyiak, cara pengajaran Inyiak berbeda, memiliki ciri khas mngajar dengan nyanyian membuat murid-murid bertambah semangat. Sosok Inyiak sangat semangat dalam mengajar bahkan semangat beliau melebihi semangat para guru lainnya meskipun umur Inyiak sudah cukup tua. “Ketika mengajar, Inyiak mengeluarkan seluruh suaranya, bahkan hingga urat-urat di lehernya kelihatan jelas.” ungkap Ust. Ilham. Kenapa? “Karena menurut saya mengajar adalah suatu amal dan jihad fi sabilillah. Dan jika Allah mengizinkan saya ingin mengajar sampai Allah menjemput saya kembali.” tutur inyiak saat di tanyai di warung beliau. Sungguh luar biasa. Inyiak adalah Mahaguru Sumatera Thawalib Parabek. [DNN&WDU]

Read more...
 
aLBayan © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here