Senin, 29 Oktober 2012

Rahasia Doa Menjelang dan Bangun Tidur

0 komentar

Setiap hendak tidur di malam hari, idealnya seorang membaca doa sebelum tidur yang lebih kurang berbunyi: “Bismika allahumma aya wa bismika amūt”. Di samping itu juga dianjurkan untuk ditambah dengan bacaan-bacaan lain seperti mau’izatain, ayat al-kursi, dan sebagainya. Pada dasarnya, semua itu merupakan wujud dari penyerahan diri kepada Allah sang Penjaga manusia, karena tidak dapat dipungkiri bahwa kita selalu berada di bawah lindungan Allah.
Read more...
Minggu, 28 Oktober 2012

The Diary of Leadership Training in Jakarta

0 komentar


Kamis pagi, 20 September 2012, saya harus berangkat ke Jakarta. Sebelumnya, saya telah di panggil Ust. Habibi. Awalnya saya mengira panggilan itu merupakan masalah atau yang lainnya. Perasaan gugup dan cemas menghantui. Ternyata saya dan 2 kakak kelas lainnya diutus menjadi perwakilan sekolah dalam mengikuti acara pelatihan “Inspiring Future Leader for Peace”. Saya di utus mewakili divisi mading, Fuadi sebagai rohis,dan fahmil sebagai OSIS/IPST. Semua perasaan tadi hilang dan berubah menjadi kegembiraan.
Sehari sebelum keberangkatan, kami diberi nasehat dan  arahan oleh Ust. Ilham LC. MA. Dan apa apa saja  yang harus kami lakukan.
Matahari yang terang mengiringi kepergian kami. Hari ini akan jadi awal dari pelatihannya. Entah kenapa, banyak menarik yang kami temui di atas pesawat. Contohnya, ada 2 orang anak berumuran 6 tahun  yang terus menyanyi, dari pesawat take of hingga landing. Ada juga dua orang turis yang ketakutan  saat di atas pesawat sampai sampai mereka berdua ketiduran. Dan yang paling parah adalah seorang remaja yang muntah saat pesawat lending di Bandara Soekarno Hatta.
Setiba di sana, kami di jemput oleh kakak-kakak mentor dan di antarkan langsung ke tempat acara pelatihan. Selesai registrasi ternyata kamar kami berbeda. Pada awal nya saya sedikit kecewa, tapi saya berkeyakinan ALLAH memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Saya diantarkan ke tempat istirahat yang telah disediakan.
Jam telah menunjukan pukul 6 sore. Saya bersama seorang remaja bertubuh kurus tiba di depan wisma Melati. Dalam pikiran saya, orang ini juga pesrta yang tinggal di wisma ini. Tanpa pikir panjang, saya langsung  berkenalan dengannya. Namanya Azri, dia perwakilan dari Sumatera Utara. Tiba-tiba  suara azan berkumandang, maka kami harus segera shalat.
 Setelah shalat, saya baru melihat ke seluruh bagian wisma. Wisma ini dilengkapi dengan 1 tv, 2 AC di ruang tamu, 4 kamar dengan ac dan kamar mandi di setiap kamarnya. Setiap kamar dihuni oleh 3 orang. Dalam momen ini, Saya berkesempatan bertemu dengan pemuda-pemuda dari seluruh penjuru Indonesia. Diataranya Azri (Sumut), Iwan(Sulteng), Angga (Kepri), Lee (Tidore), Al (Batam), Iqbal (Bengkulu), dan lain-lain. Melihat kondisi ini saya lansung teringat akan kehidupan asrama, hidup bersama, rukun dan bersahabat.
Kira-kira pukul delapan malam, kami di arahkan ke gedung serbaguna. Acara berawal dari perkenalan MC, kakak mentor, dan beberapa peserta, dan pembagian kelompok. Tanpa di sangka, pertemuan dengan perwakilan 30 provinsi tersebut harus di tunda karena hari sudah larut malam.
Jumat 21 oktober, pagi ini kegiatan kami di awali dengan olahraga. Selepas sarapan, kami diinstruksikan untuk berdiskusi bersama teman sekelompok. Diskusi ini bertujuan untuk membuat yel yel kelompok. Dua kata yang sangat berkesan bagi saya, yaitu ‘SUBAJOW dan BUNGKUS’. Dua kata ini sama-sama berasal dari bahasa Tidore, SUBAJOW adalah ucapakan salam kenal, sementara BUNGKUS maksudnya adalah siap. SIAP maksudnya siap untuk di PAKAI bangsa INDONESIA.
Setelah Magrib suasana mulai berubah. Semua peserta mengenakan pakaian daerah. Budaya Indonesia yang sangat beragam menjadi satu. Satu menuju indonesia yang lebih baik. Jika selama ini saya hanya melihat pakaian adat lain melalui televisi atau foto, kali ini saya bisa melihatnnya secara langsung. Nuansa yang berbeda tentu saja. Malam itu kami dihibur dengan penampilan Angklung Saung Udjo. Saat itulah pertama kali saya memegang dan memainkan angklung. Suara angklung sungguh sangat menakjubkan.
Sabtu 22 Oktober. Sebenarnya inti dari pelatihan hanya pada hari ini saja. Dari pagi kami di temani oleh pemakalah yang mengasyikan. Dia adalah kak Tampo. Mulai dari jam 9 pagi hingga jam 11 malam kami diberi arahan,semangat,kesadaran,dan kecintaan terhadap Indonesia.
Minggu 23 Oktober. Kegiatan hari ini adalah penampilan seni budaya indonesia dari tiap kelompok. Kelompok kami menampilkan budaya Aceh, Tidore, Sulawesi, dan Sumatera Barat. Masing-masing wilayah memperlihatkan karakter dan keanggunan budaya mereka masing-masing. Satu hal yang tidak mungkin dilupakan adalah, berfoto bersama.
Setelah tiga hari menjalani kegiatan ini, pada Senin pagi, 24 Oktober, tepatnya pukul 05.00 kami sudah berkumpul di lobi untuk mendata peserta yang akan pulang. Dari Jakarta menuju Padang menempuh waktu 1 jam 45 menit. Sungguh tiga hari dengan pengalaman yang luar biasa.[ARH]


Read more...

Guru Pun Masih Harus Belajar

0 komentar


“Bukankah Rasulullah saw mengajarkan untuk belajar dari ayunan hingga ke liang lahat? Tidak ada alasan untuk tidak belajar. Meski formalnya tugas seorang guru adalah untuk mengajar, tapi bukan berarti guru tidak belajar. Seperti itulah di Ponpes Sumatera Thawalib Parabek”


Perpustakaan menjadi kelas Bahasa untuk guru-guru Ponpes Sumatera Thawalib Parabek semenjak 3 tahun terakhir. Hal ini diupayakan untuk memaksimalkan penggunaan bahasa asing di kelas.
“Cuma belajar, dan tidak ada ujian. Just to make them speak.” jelas Ust. Erinal yang merupakan salah satu pengajar untuk bidang bahasa Inggris. Guru-guru dikelompokkan menjadi dua kategori, guru-guru umum, dan guru-guru bidang studi agama. Untuk guru-guru bidang studi umum, Ust. Erinal menjadi pengajar bahasa Inggris, sementara Ust. Syafrizal mengampu bahasa Arab. Sementara untuk guru-guru bidang studi agama, Ust. Zakiar mengampu bahasa Inggris, dan Ust. Ahmad Mubarak untuk bahasa Arab.
Problem utama yang harus diselesaikan adalah waktu. Pada akhirnya, kegiatan ini dilaksanakan di sore hari. Selain itu, kegiatan ini juga diadakan pada jam KBM, dengan catatan peserta yang ikut adalah guru yang sedang tidak ada jadwal mengajar.
Program ini hanya untuk guru-guru selain guru bahasa. Sejauh ini, Pihak Ponpes Sumatera Thawalib belum pernah mendatangkan guru dari luar. Manfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan kita.
Sementara di lain tempat, pihak pondok juga mengadakan pembelajaran guru-guru mengenai wawasan keislaman. Kali ini, Ust. Ilham langsung menjadi fasilitator. Kegiatan ini diadakan setiap hari Rabu dan Kamis pada jam pertama. Guru-guru dibagi menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok dibagi untuk ikut pada hari Rabu atau Kamis. Sejauh ini, problem yang muncul adalah banyak guru yang mempunyai jadwal mengajar pada pagi Rabu dan Kamis itu.
Ada dua hal yang harus diperhatikan dari kedua program ini. Pertama, menjadi guru bukan berarti tidak belajar. Guru pun butuh terus dan terus belajar. Bukankah Nabi mengajarkan untuk menuntut ilmu hingga akhir hayat? Kedua, jika guru-guru masih semangat belajar, semestinya siswa harus lebih semangat lagi. Karena, pada dasarnya, guru-guru belajar dalam rangka memperkaya dan menunjang efektifitas pembelajaran bagi siswa. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak belajar.
Selain kedua program tersebut, sebenarnya masih ada satu program belajar guru lagi, yaitu program pendalaman dan pengayaan untuk bidang kitab kuning. Akan tetapi, sejauh ini masih belum terlihat realisasinya. Mudah-mudahan beberapa saat lagi akan kita lihat bersama.[HFZH]

Read more...

Maha Guru Sumatera Thawalib Parabek

4 komentar

Dari sisi senioritas, siapakah guru Ponpes Sumatera Thawalib Parabek yang paling senior? Tentu saja jawabannya adalah Inyiak Imam Muzakkir. Akan tetapi, ada satu hal lainnya yang sangat menarik dari kita ini. Beliau adalah Guru para guru yang ada di sini. Beliau adalah Mahaguru Sumatera Thawalib Parabek.


Inyiak Imam Mudzakir, inilah nama Syaikhul Madrasah Sumatera Thawalib Parabek. Beliau lahir pada tanggal 5 Juli 1942. Beliau adalah murid dari Syaikh Ibrahim Musa. Beliau pernah bersekolah SR kemudian melanjutkan ke SMEP dan terakhir sempat melanjutkan kuliah selama 2 tahun di Universitas Imam Bonjol Bukittinggi. Inyiak pernah mendapatkan peringkat 25 ke atas sewaktu kelas 1 di SMEP Parabek, tetapi pada waktu kelas 2 beliau selalu mendapat peringkat atas.
Guru kita ini mulai mengajar di Parabek pada tahun 1963 bertepatan dengan tanggal lahir beliau, saat beliau berumur 21 tahun. Dalam usia muda ini juga beliau menjadi Khatib di Mesjid Jami’ Parabek. Menjadi Khatib sekaligus menyandang gelar Katik semenjak muda, menjadikan beliau sangat akrab dengan panggilan ini. Meskipun sudah beberapa tahun beliau menyandang gelar Inyiak Imam, panggilan Inyiak Katik masih menjadi panggilan yang paling akrab bagi Beliau. Sekarang beliau mengajar di bidang Manthiq dan Qawaid. Beliau adalah pakar di bidang Nahwu, Sharf, dan Fiqh, Tauhid, dan sebagainya.
Setelah hampir 50 tahun mengajar di sekolah ini, tentu saja Beliau sudah memiliki ratusan bahkan mungkin ribuan murid. Hingga saat ini, Beliau masih sering dikunjungi oleh murid-murid beliau. Menurut Ust. Ilham, MA. terkadang alumni Ponpes Sumatera Thawalib datang ke Parabek bukan untuk mengunjungi sekolah. “Seringkali mereka datang hanya untuk mengunjungi Inyiak Katik, sungguh kehormatan dan barakah luar biasa yang beliau sampaikan pada ribuan murid beliau.” cerita Ust. Ilham, MA.
Murid-murid Beliau pun sudah banyak yang menjadi guru di Sumatera Thawalib Parabek. Contohnya Ust. Zakiar. Beliau adalah murid tertua Inyiak Katik yang masih mengajar di sekolah kita. Diantara guru-guru senior lainnya yang mengenyam pendidikan di kelas Inyiak Katik adalah Ust. Masyrur Syahar, Ust. Taufik Suar, Ust. Deswandi, Ustz. Yusmaini, Ustz. Yulfahmi, Ust. Zulfahmi, Ust. Abizar, dan masih banyak ustd/ustzh lainnya. Bahkan, Pimpinan Pondok Ponpes Sumatera Thawalib sekarang pun adalah murid Beliau.
Satu hal unik dari perjalanan mengajar Inyiak di sini adalah bahwa beliau mengajar murid Beliau secara langsung, murid dari murid beliau, bahkan murid dari murid dari murid Beliau. Sebagai contoh, Ust. Deswandi adalah murid dari Inyiak Katik. Selain itu, Ust. Zaki Munawwar adalah murid dari Ust. Deswandi. Akan tetapi, pada saat yang sama, Ust. Zaki juga murid dari Inyiak sendiri. Selanjutnya, santri-santri sekarang, terutama sekali kelas Aliyah, adalah murid dari Ust. Zaki, pada saat yang sama juga murid Ust. Deswandi. Bahkan, mereka juga adalah murid dari Inyiak Katik secara langsung. Sungguh beruntung santri Sumatera Thawalib generasi sekarang masih bisa belajar kepada guru dari gurunya guru mereka. Seandainya santri saat ini menyadari, kejadian seperti ini tidak banyak terjadi di dunia ini.
Bagaimana Inyiak menurut para murid Beliau? “Inyiak adalah sosok guru yang sangat menguasai bidangnya apalagi di bidang Mantiq dan Qawa’id” tutur Ust. Zakiar Asman. Menurut Ust. Masyrur “Ilmu Inyiak tidak bisa dibandingkan dengan lulusan universitas, meskipun Inyiak kuliah hanya 2 tahun”. Bahkan, beritanya Inyiak tidak betah kuliah dan memilih berhenti adalah karena Beliau bosan dengan pelajaran di Universitas yang terasa sederhana.
Bagaimanakah metode Iyiak dalam mengajar? “Inyiak mengajar menggunakan sistem otoridak, yaitu mengajar seseorang dari hati ke hati. Dalam mengajar terlihat jelas bahwa Beliau memberikan ilmunya sangat ikhlas. “Inilah yang menjadi nilai terbesar Inyiak di mata murid-muridnya.” menurut Ust. Ilham. Beberapa cirri khas Inyiak dalam mengajar diantaranya adalah ‘jari-jari’ dan ‘santiang’. Beliau akan menciptakan suasana kompetitif di dalam kelas dengan menggunakan kata ‘jari-jari’, dan bagi siapa yang bisa menjawab pertanyaan akan dipuji dengan ungkapan ‘santiang’. Tujuan beliau adalah agar murid yang menjawab bertambah semangat dan murid yang lainnya bertambah semangat dan termotivasi.
Menurut Ust. Habibi, salah satu murid Inyiak, cara pengajaran Inyiak berbeda, memiliki ciri khas mngajar dengan nyanyian membuat murid-murid bertambah semangat. Sosok Inyiak sangat semangat dalam mengajar bahkan semangat beliau melebihi semangat para guru lainnya meskipun umur Inyiak sudah cukup tua. “Ketika mengajar, Inyiak mengeluarkan seluruh suaranya, bahkan hingga urat-urat di lehernya kelihatan jelas.” ungkap Ust. Ilham. Kenapa? “Karena menurut saya mengajar adalah suatu amal dan jihad fi sabilillah. Dan jika Allah mengizinkan saya ingin mengajar sampai Allah menjemput saya kembali.” tutur inyiak saat di tanyai di warung beliau. Sungguh luar biasa. Inyiak adalah Mahaguru Sumatera Thawalib Parabek. [DNN&WDU]

Read more...
Sabtu, 27 Oktober 2012

Kelas Menulis bersama Penulis

0 komentar

Sabtu, 20 Oktober 2012, Kelas Jurnalistik Ponpes Sumatera Thawalib mengundang seorang penulis muda untuk berbagi pengalaman bersama. Setelah sedikit mengalami keterlambatan, kegiatan tersebut akhirnya berlangsung dengan sukses.

Fauzul Izmi, begitulah ia biasa di panggil. Ia telah menelorkan lebih kurang tujuh judul buku, baik perseorangan maupun bersama orang lain. Tulisan perseorangannya diantaranya berjudul Potret Ikhwan Sejati, sementara buku yang ia kerjakan secara berjama’ah adalah Surat Cinta untuk sang Murabbi, Kerdam Palestina, dan sebagainya.
Ia datang ke Madrasah Sumatera Thawalib Parabek pada jam 4. Meskipun sebelumnya telah diumumkan supaya teman-teman Jurnalistik tidak pulang terlebih dahulu demi kegiatan ini. Akan tetapi, sayangnya beberapa anggota sudah pulang terlebih dahulu. Setelah menunggu beberapa saat, show must go on meskipun santri yang hadir hanya enam orang saja.
Dalam penyampaiannya, bang Fauzul, begitu ia disapa, menyampaikan motivasi kepada teman-teman jurnalistik untuk terus dan terus menulis. “Kamu tidak akan menjadi orang yang mahir kungfu meskipun telah menonton adegan Jakcy Chan dan Jet Li ratusan kali. Yang kamu butuhkan adalah mulailah menulis dan teruslah menulis.” ungkap bang Fauzul. Selain itu, ia memutar beberapa video motivasi dari penulis-penulis cilik mapun terkenal. Diantaranya seorang penulis cilik yang baru berumur belasa tahun sudah bisa menulis buku ketiganya dengan kuantitas 600an halaman. Ia juga memutar video talkshow bersama Hevi Tiana Rosa. Dalam video itu, Bunda Helvi menyatakan bahwa ada tiga cara untuk menjadi penulis selain dengan membaca. Yang pertama adalah menulis, yang kedua adalah menulis, dan yang ketiga adalah menulis. Selain itu, membaca adalah saudara kandung dari menulis, jika Kamu ingin menjadi penulis, maka kamu harus membaca.
Materi yang disampaikan cukup menarik bagi anggota Jurnalistik. Hal ini terbukti ketika ada beberapa santri yang mengintip dari luar akhirnya tertarik dan ikut masuk ke kelas. Di dalam kelas, bang Fauzul melakukan beberapa perangsangan sebagai dasar bagi peserta untuk memulai menulis, baik melalui gambar maupun dengan kosa kata kunci.
Begitu asiknya kegiatan, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. “Sebenarnya masih banyak yang akan disampaikan, akan tetapi waktunya sangat terbatas.” aku bang Fauzul. Kan tetapi, pada intinya, menulis itu tidak butuh teori. Teori bisa ditemukan di mana saja. Jika sekarang disampaikan teori, tahun depan ada teori lagi, begitu juga seterusnya, maka teorinya hanya itu saja, tidak banyak perkembangan. Yang paling dibutuhkan sebenarnya adalah action. So menulislah…
Read more...

Upacara Pertama: Kurang Khidmat

0 komentar

Selama ini, upacara bendera dilakukan sebagai perwujudan nasionalisme. Namun, upacara bendera pertama yang dilakukan di lapangan sekolah oleh seluruh siswa Sumatera Thawalib Parabek terasa kurang hikmat. Upacara yang dilaksanakan pada hari Senin, 10 September 2012 itu terasa kurang hikmat dikarenakan keributan sebagian murid yang saling berbicara, sehingga  murid lainnya kurang mendengar pembina upacara yang memberikan pengarahan.
Bukan hanya itu, seperti yang dikatakan oleh Ust. Nurdin selaku pembina upacara, kesiapan yang belum matang dari para siswa dalam hal baris-berbaris yang kurang teratur. Selain itu, kondisi lapangan yang tidak mendukung juga menghambat kehikmatan upacara. Genangan air hujan membuat beberapa bagian halaman becek.
Oleh sebab itu, ke depannya, sebagai warga negara yang baik, kita harus menjalani upacara bendera sebagai ungkapan penghormatan kepada para pahlawan dan wujud rasa nasionalisme yang tinggi.[Aisyah Wahyuni]

Read more...

SELAMAT BERJUANG KAWAN...!!!

0 komentar

 “Ponpes Sumatera Thawalib Parabek merupakan satu-satunya pondok pesantren yang lulus ke babak perempat besar dalam acara OSS (Olimpiade Sains-Sosial) yang diadakan di Ponpes. Darul Ulum, Jombang, Jawa Timur ini. Sementara peserta lainnya merupakan tim dari SMPN sederajat.”


Sehubungan dengan diadakannya seleksi OSS (Olimpiade Sains dan Sosial) di Ponpes Sumatera Thawalib parabek pada hari Senin, 30 Juli 2012 lalu, terlihat bahwa minat santri terhadap olimpiade semakin meningkat terutama semenjak 2 tahun terakhir.
“Pada tahun ini meluluskan 18 orang yang akan dibagi menjadi 6 tim yang masing-masing terdiri dari 3 orang.” tutur Ustz. Ramadhani selaku koordinator Bid. MQK dan Olimpiade tingkat Tsanawiyah. Olimpiade ini akan diadakan di Ponpes Darul Ulum, Jombang, Jawa Timur pada tanggal 13 September 2012.
Setelah 18 orang tersebut lulus seleksi yang diadakan oleh pihak koordiator olimpiade Madrasah, mereka mengikuti seleksi berikut via online pada tanggal 9 September 2012, dan meloloskan masing-masing satu tim di setiap cabang. Untuk cabang IPA, nama Ponpes Sumatera Thawalib Parabek diwakili oleh Windi Wiarty, M. Irsyad, dan Matahari.  Sementara untuk cabang Sosial diwakili oleh Radev M. Aziz, Riri Widya Ningsih, Husnul Khatimah.
“Semoga ini menjadi cambuk semangat bagi teman-teman yang lain dan semoga keenam utusan mampu membawa nama baik Sumatera Thawalib ke level nasional.” tutur Ust. Ujang dalam sambutan pelepasan resmi mereka di Masjid pada Rabu, 12 September 2012. Tentu saja semua keluarga besar Sumatera Thawalib mengiringi kepergian mereka dengan doa, semoga mereka berhasil dalam kompetisi ini. Selamat Jalan Kawan, Selamat Berjuang...!!! [Hafizatul Hilma]

Read more...

Halalbihalal 2012

0 komentar

Sehubungan dengan telah berlalunya hari raya Idul Fitri, persatuan alumni Sumatera Thawalib Parabek melaksanakan acara Halalbihalal di kampus Ponpes Sumatera Thawalib Parabek, pada hari Minggu, 9 September 2012.
Acara Halalbihalal ini dilaksanakan untuk tetap menjaga silaturahmi para alumni semua angkatan. “Tidak ada tujuan khusus, memang Cuma untuk kumpul-kumpul dan silaturrahmi setiap angkatan,” jelas Ust. Ilham, selaku sekretaris alumni.
Selain itu, temu ramah kemarin juga untuk mendata kehadiran alumni yang bisa ditunjuk sebagai perwakilan bagi setiap angkatan. Hal ini bisa menjadi gerbang untuk membuka pintu kritik dan saran dari organisasi alumni yang konstruktif bagi sekolah,” lanjut Ustaz yang sekaligus menjabat sebagai Pimpinan Pondok ini.
Untuk ke depannya, acara Halalbihalal yang merangkap sebagai reuini ini akan rutin dilaksanakan setiap tahun. Dalam acara yang turut dihadiri oleh Dr. Zaim Rais, selaku ketua alumni, Dr. Ismail Novel, selaku Ketua 1, dan Ibu Susi Moeis selaku Pimpinan Yayasan, terdapat beberapa kekurangan. Diantaranya adalah kurangnya antusiasme dari alumni, termasuk alumni yang aktif di lingkungan Ponpes Sumatera Thawalib.
Sebagai acara yang akan diadakan setiap tahun, diharapkan antusiasme alumni terus meningkat, dan usaha untuk mengumpulkan alumni juga ditingkatkan, dan dibuat semenarik mungkin. [Dian Alfira]

Read more...

BA 1901 W

0 komentar

Do you know BA1901 W belongs to which car??


Kebanyakan dair kita jarang memperhatikan nomor polisi sebuah kendaraan, baik itu mobil ataupun motor. Nomor polisi BA 1901 W ini terpampang jelas di sebuah mobil Carry hitam yang ada di sekilah kita.
Pemilik mobil tersebut adalah Ust. Ujang, S.Th.I. Beliau menjelaskan bahwa mobil itu dibeli seminggu yang lalu. Dengan harga kurang dari 30 juta rupiah, mobil tersebut bisa dibawa pulang dari Mandiangin, Koto Selayan, Bukittinggi.
Kepala Madrasah Aliyah ini juga telah mengikuti kursus mengemudi ketika bulan Ramadhan. Oleh sebab itu, terlihat terkadang beliau masih kaku menyetir mobil carry hitam-nya tersebut.
“Selain gesit dan hemat BBM, mobil ini juga memudahkan transportasi ketika hujan dan pergi bersama keluarga.” Tutur Sarjana Tafsir-Hadis ini.
“Good, sebagai kepala Madrasah Aliah, sudah semestinya beliau memiliki sebuah mobil, karena banyak file-file sekolah yang harus terjaga ketika membawanya.” salah seorang guru menanggapi.

Read more...
 
aLBayan © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here