Tema Albayan edisi ini adalah Peraturan HP di Sekolah. Oleh sebab itu, 7 November 2012 lalu, dua reporter Albayan, Desmilla (V IPS) dan Fitria Rahmi (2-7) menemui Waka Kesiswaan MST Parabek, Ust. Habibi, LC. untuk diwawancarai seputar peraturan ini.
Assalamu’alaikum Ustaz. Apa yang menyebabkan HP dilarang dibawa ke sekolah atau ke Asrama Ustaz?
Wa’alaikum Salam
Warahmatullahi Wabarakatuh. Jadi,
mengenai HP sebenarnya telah disampaikan kepada para orang tua dan santri, HP
dilarang digunakan oleh para santri di lingkungan sekolah dan asrama. Dilihat
dari segi kegunaan, HP tidak terlalu membawa pengaruh positif terhadap santri,
akan tetapi justru banyak pengaruh negatifnya. Contohnya saja, gambar-gambar
pornografi yang tidak pantas dilihat. Selain itu, HP juga bisa memudahkan para
santriwan dan santriwati menjalin hubungan (pacaran, red.). Sedangkan dilarang
saja masih banyak yang berpacaran, apalagi jika dibiarkan. Di asrama pun sudah
ada HP yang dititipkan pada Pembina untuk dihubungi oleh wali santri. Jadi,
negatif HP lebih banyak daripada positifnya.
Ada hal yang dihindari dari HP, seperti foto/video yang tidak pantas, bagaimana jika santri hanya memakai HP yang hanya bisa sms/telfon saja?
Memang ada guru yang mengusulkan
seperti ini. Akan tetapi, video porno baru sebagian kecil dari sis negatif HP
bagi santri. Walaupun HP tidak ada kamera, akan tetapi HP bisa digunakan oleh
santri untuk menjalin hubungan yang dilarang. Contohnya, sms-an/telfonan dengan
lawan jenis, yang bahkan menggunakan bahasa yang tidak pantas.
Tidak dipungkiri, HP juga bermanfaat, apalagi 60% santri Ponpes Sumatera Thawalib Parabek adalah santri Asrama yang tinggal jauh dari orang tua. Apakah peraturan HP tidak mempertimbangkan hal ini?
Sangat mempertimbangkan. Seperti
Ustaz sampaikan tadi, Asrama sudah menyedian nomor tertentu untuk dihubungi
oleh wali santri. Pihak sekolah juga tidak menutupi wali santri untuk menelfon
ke nomor sekolah. Apabila santri dibebaskan membawa HP, besar kemungkinan
mereka menjadi bebas berhubungan karena jauh dari orang tua. Bisa saja mulai
dari hal kecil, akan tetapi berpeluang menjadi besar.
Ketika penyitaan HP, apa yang diperhatikan guru, apa yang diperiksa?
Tentu saja yang pertama kali
diperiksa adalah isi HP itu sendiri, karena pengalaman yang lalu, HP banyak
berisi gambar berbau pornografi. Yang kedua, sms HP tersebut. Kami memeriksa
inbox HP terkait. Kita bisa menindaklanjuti siapa santri yang sangat dekat dengan
lawan jenisnya. Artinya, kami mencari santri yang berpacaran melalui HP.
Sejak kapan peraturan HP berlaku?
Ustaz kurang tau pasti tahunnya.
Tapi sebenarnya peraturan pelarangan membawa HP ini sudah dari dulu. Cuma
beberapa tahun yang lalu masih ada santri yang kecolongan. Kita perharap
peraturan tersebut bisa dijalankan, dan kita akan sering mengadakan razia, dan
lebih memperketat lagi.
Menurut Ustaz, bagaimana perkembangan peraturan HP dari tahun ke tahun?
Kalau Ustaz lihat, HP semakin
canggih. Fiturnya semakin lengkap. Kita bisa melihat internet, browsing,
facebook, dan sebagainya. Maka dari itu, kita lebih ketatkan peraturan ini,
karena jika HP semakin canggih, besar kemungkinan santri melihat gambar-gambar
yang tidak pantas.
Saat Ustaz masih menjadi santri di sini, apakah larangan HP sudah berlaku?
Dahulu, semasa Ustaz masih
disini, boleh dikatakan tidak ada santri yang membawa HP. HP suatu hal yang
langka di zaman Ustaz. Dulu belum ada peraturan tertulis karena memang tidak
ada yang membawa HP. Tapi sekarang, HP bisa dibilang menjamur di seluruh dunia.
Karena itulah peraturan ini dibuat.
Ketika HP disita, apakah santri boleh mengambilnya lagi?
Pada prinsipnya, kita tidak akan
memberikan HP itu karena itu sudah merupakan pelanggaran berat. Tapi, kadang-kadang
ada orang tua yang sampai menangis untuk meminta HP ini kembali dengan beberapa
alasan. Akan tetapi, sesuai peraturan yang berlaku saat ini, HP itu baru bisa
dikembalikan di akhir semester.
Menurut Ustaz, apakah santri benar-benar butuh HP?
Ustaz rasa, saat ini, selagu
masih menyandang status santri, HP belum pantas.
Terimakasih Ustaz atas partisipasinya, Kami rasa cukup untuk saat ini.
Sama-sama.
Assalamu’alaikum…
Wa’alaikumsalam…