Setelah kedua ekor sapi disembelih dan diproses selama
beberapa jam, daging sapi tersebut telah siap untuk didistribusi. Satu ekor
yang akan dikonsumsi langsung dibawa ke dapur umum untuk dimasak, sementara
satu ekor lainnya diserahkan kepada beberapa santri aliyah untuk
dipotong-potong. Setelah makan siang bersama, beberapa orang guru bersama
perwakilan IPST bertolak ke Malalak untuk mendistribusikan daging qurban
tersebut.
Pemilihan sasaran distribusi ke Malalak bukan tanpa alasan.
Pertimbangan utama mencari sasaran distribusi adalah apabila tempat tersebut
tidak mendapatkan distribusi qurban yang layak. Seperti tahun lalu, daging
qurban didistribusikan ke wilayah desa tempat Ustz. Hendrianti tinggal. Pada
tahun ini, sebenarnya ada beberapa wilayah yang menjadi calon sasaran
distribusi, seperti di Malalak, di Sungai Buluah Palembayan, hingga di wilayah
Alahan Panjang. Jika berpikir idealis,
sebenarnya ada wilayah yang lebih layak untuk mendapatkan daging qurban,
seperti di Pasaman Barat atau di wilayah Natal Mandailiang. Akan tetapi, karena
pertimbangan efektifitas dan kesanggupan Ponpes untuk mengantar daging, maka
dipilihlah Jorong Malanca di Malalak sebagai sasarannya, tepatnya di Masjid/TPA
Nurul Huda.
Lebih kurang ada 160-an kantong daging yang
didistribusikan. Yang berangkat ke lokasi adalah Ust. Taufik Hidayat, Ust.
Abizar, Ust. Nurzen, Ust. Fadhli, serta satu perwakilah IPST yaitu Arif Rahman
Hakim. Sekitar pukul 13.30 mereka berangkat dengan mobil Ambulan Ponpes, dan
sampai kembali di Ponpes ketika azan Ashar.
“Kami hanya menyerahkan kepada pengurus masjid, lalu penguruslah yang
bertanggungjawab menyampaikannya kepada warga.” ungkap Ust. Fadhli yang kami
temui di Kantor Asrama. [HFZ]