Lebih kurang sekitar 100-an unit
Handphone (HP) atau telepon genggam telah berada di kantor kesiswaan Ponpes
Sumatera Thawalib saat ini. Sejumlah HP tersebut merupakan hasil razia yang dilakukan oleh
Koordinator Disiplin. Ponpes Sumatera Thawalib memang melarang siswa
menggunakan HP. Bukan hanya di sekolah, di Asrama pun terdapat sejumlah HP
sitaan. Jika ditotal, HP sitaan di Asrama, putra dan putri juga mendekati angka
100 unit.
“Setelah HP itu ditangkap, kami
langsung memeriksa pesan dan file-filenya.” tutur Ustz. Bisdawati selaku Koordinator Disiplin.
Selanjutnya, pesan dan file-file tersebutlah yang menjadi pijakan untuk membuka
kasus berikutnya, seperti pacaran dan foto/video yang tidak pantas. Sebagai
contoh, bagi santri putra hal yang sering ditemukan adalah foto-foto mereka
sedang merokok.
Biasanya, alasan para santri setelah
diinterogasi adalah untuk menghubungi orang tua. Akan tetapi, faktanya pada
setiap HP yang disita, pesan antara santri dan orang tua cenderung minim dan
bahkan tidak ada. Isi pesan dan panggilan masuk/keluar mereka lebih banyak
diisi oleh nomor-nomor teman-teman atau bahkan lawan jenis.
Berpacaran merupakan pelanggaran yang
sering ditemukan setelah HP milih santri disita. Setelah kasus terungkap,
santri terkait akan diproses sesuai prosedur peraturan yang sudah ditetapkan
oleh Pondok. Apabila santri terkait berpacaran dengan santri Ponpes Sumatera
Thawalib Parabek juga, maka orang kedua ini juga akan diproses.
Bagaimana jika santri kedapatan
membawa HP? Ada tahapan hukuman yang diberikan. Jika santri bersangkutan baru kedapatan
membawa HP untuk pertama kali, maka HP disita, ia diminta menulis surat
perjanjian di hadapan orang tua, dan HP tersebut baru bisa diambil setelah
ujian semester selesai. Akan tetapi, untuk kasus yang kedua kali, maka HP
terkait tidak akan dikembalikan lagi.
“Pelakunya lebih banyak santri
Tsanawiyah, karena jumlah santri Aliyah lebih sedikit.” tutur Ust. Haris selaku
salah satu Pembina Asrama putra. Hal ini berbanding terbalik dengan sekolah; di
sekolah HP sitaan lebih banyak berasal dari santri Aliyah, terutama putra.[HFZH/RZQ]